"kamu masih sama si miskin itu?" tanya mamah sinis seraya merapikan baju dilemariku yang habis ia beli di mal mewah dijakarta.
"kok mamah gitu sih?! dia punya nama mah! namanya Siska!" dengan nada tinggi acuh sampai lupa ia berbicara dengan siapa, ibunya.
"apalah itu namannya. mama tetap gasetuju kamu sama dia. anak miskin gitu kamu banggain. masih banyak yang lebih yang setara dengan derajat kita. kamu nurut lah nak sama mamah!" mulai berhenti merapikan baju dan berdiri menatap tajam Jonathan.
"apa dengan harta aku akan bahagia? apa dengan harta akan melanggengkan hubungan? kepercayaan dan kasih sayanglah yang membuat nyaman dan menyatu serta bertahan. lagi aku ini laki-laki mah sepantasnya aku yang menafkahkan istriku nanti" jawab mantap karna Jonathan yakin pilihannya dan pemikirannya benar.
"tetep mama gasetuju!"
"terserahlah!"
Jonathan berlari kesal dan membanting pintu kamarnya dan berjalan tak tentu arah dengan membawa sejuta kekesalan. Harta telah membutakan mata mamahnya bahwa yang utama adalah CINTA.
Semenjak kejadian waktu itu Jonathan jadi mempunyai jurang pemisah dengan mamahnya. Dia tak mau menatap apalagi berbicara dengan mamahnya. Dia masih bersiteguh dengan keyakinan dan kemantapan hatinya bahwa tak salah menyatukan hati dengan Siska yang kastanya lebih rendah dari keluarganya.
"kok mamah gitu sih?! dia punya nama mah! namanya Siska!" dengan nada tinggi acuh sampai lupa ia berbicara dengan siapa, ibunya.
"apalah itu namannya. mama tetap gasetuju kamu sama dia. anak miskin gitu kamu banggain. masih banyak yang lebih yang setara dengan derajat kita. kamu nurut lah nak sama mamah!" mulai berhenti merapikan baju dan berdiri menatap tajam Jonathan.
"apa dengan harta aku akan bahagia? apa dengan harta akan melanggengkan hubungan? kepercayaan dan kasih sayanglah yang membuat nyaman dan menyatu serta bertahan. lagi aku ini laki-laki mah sepantasnya aku yang menafkahkan istriku nanti" jawab mantap karna Jonathan yakin pilihannya dan pemikirannya benar.
"tetep mama gasetuju!"
"terserahlah!"
Jonathan berlari kesal dan membanting pintu kamarnya dan berjalan tak tentu arah dengan membawa sejuta kekesalan. Harta telah membutakan mata mamahnya bahwa yang utama adalah CINTA.
^^^^
Semenjak kejadian waktu itu Jonathan jadi mempunyai jurang pemisah dengan mamahnya. Dia tak mau menatap apalagi berbicara dengan mamahnya. Dia masih bersiteguh dengan keyakinan dan kemantapan hatinya bahwa tak salah menyatukan hati dengan Siska yang kastanya lebih rendah dari keluarganya.
Dalam pikiran mamahnya harta lah yang menciptakan bahagia, hartalah yang mampu melanggengkan hidup dan hubungan. mungkin mamah Jonathan memang sudah ditakdikan kaya sejak lahir sama seperti Jonathan tapi kalau Tuhan berkehendak lain siapa sangka bakal sama kasta dengan Siska? Jangan patokan dirimu bahwa kebahagian itu bisa dibeli dengan uang. Banyak orang yang kaya raya tapi hidupnya tidak bahagia. Karna sudah menganggap kebahagian itu dengan kekayaannya dan tak perduli CINTA, KEBERSAMAAN, dan PERHATIAN.
^^^^
"Siska, kamu sangat mencintai pacarmu ya nak?" tanya ibunya penuh dengan ketidakpastian di raut wajahnya.
"iya bu. aku berharap banyak tapi orang tua Jonathan sepertinya tidak suka dengan ku karna kasta kita yang berbeda dengan keluarganya bu" mengahmpiri ibunya dan menyenderkan kepalanya di bahu ibunya.
"kamu seharusnya sadar diri nak. kita hanya orang miskin yang tak pantas dengan orang kaya seperti keluarga nak Jonathan. Ibunya benar nak. Kita yang miskin harusnya kamu bersanding dengan yang miskin dan nak Jonathan yang kaya bersanding juga dengan yang kaya" sambil mengelus-elus rambut Siska yang terurai panjang hitam lurus.
"di negara ini dilarang si miskin bersanding dengan si kaya bu? apakah orang miskin tidak mampu memberikan kebahagian kepada si kaya? apakah kasta kita hanya pembuat kesusahan dan kesengsaraan?" meyakinkan ibunya dan mulai pipinya basah begitu juga ibunya.
"Tidak begitu juga nak. Kita yang harusnya sadar akan hal itu. Tapi ibu yakin jika kita mau kita pasti bisa. Ibu tak melarang hubunganmu dengan Jonathan tapi bagaimanapun nantinya kalian berdualah serta cinta yang membuatnya indah bukan Kasta.
Dariku ^0^ :
Dicky Kadarmawan